original styles
Vasque Shoes

Minggu, 18 April 2010

Manajemen Klaster


Jawa Tengah konsen terhadap pengembangan ekonomi melalui klaster klaster. Pelatihan manajemen klaster merupakan upaya memantapkan pembangunan wilayah secara baik mengunggulkan kearifan lokal. Pelatihan ini melanjutkan apa yang pernah dikenalkan GTZ terhadap manajemen klaster yang pernah diselenggarakan sebelumnya. Manajemen klaster ini sangat penting karena dapat mengoptimalkan potensi daerah untuk dikembangkan kearah yang lebih baik. Sebagai contoh di Kabupaten Semarang tepatnya di Desa Polosiri Kecamatan Bawen masyarakat setempat mengembangkan usahanya melalui peternakan sapi. Menurut Juwarto dari kelompok Bangun Rejo jumlah sapi yang ada di wilayahnya sebanyak 1.600 ekor sapi. Tiap lima hari pasaran terjual rata rata 50 ekor sapi di pasar setempat. Jenis sapi yang dikembangkan jenis Jawa dan Onggol. Dari rata rata tenaga kerja yang terserap kurang lebih 533 orang. Dari sisi pemasaran juga memenuhi pasar di Cirebon dan Tasikmalaya.

Daerah kabupaten Semarang lainnya yaitu di Desa Batur Kecamatan Getasan Salatiga juga dikembangkan ternak sapi susu. Jenis sapi yang diternakkan adalah jenis Australia. Jumlah sapi yang ada di kecamatan Getasan ini sebanyak 10.000 ekor. Tenaga kerja yang terserap 1.500 orang. Menurut Adi Suparan ketua Gapoktan Ngudi Makmur hasil produksi susu rata rata 5.000 liter per hari. Mengenai pemasaran bermitra dengan Sari Husada dan Susu Nasional perusahaan susu olahan setempat. Dari dua contoh klaster peternakan diatas ada harapan dari kelompok peternakan susu berharap mempunyai mesin pendingin sendiri. Hasil penjualan Rp 3000 per liter bila per hari 5 liter dikalikan jumlah ekor yang dimiliki cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari harinya. Ada potensi yang dapat dikembangkan seperti kotoran yang dapat dibuat biogas selain pupuk perlu mendapatkan sentuhan melalui pelatihan manajemen klaster ini.

Peluang Usaha Melalui Franchise


Pengembangan usaha kecil menjadi usaha unggulan sebagai tema seminar di sela sela acara Franchise Expo 2010 cukup diminati oleh masyarakat. Mengembangkan usaha dapat juga dikembangkan dengan manajemen waralaba. Sebagai contoh tahu kremez milik Budi Utomo ini. Tahu kremez ini masih merupakan Business Opportunity (BO) dan dapat dikembangkan menjadi franchise. Dengan modal 3,2 juta rupiah sudah dapat mengoperasikan usaha ini. Sistem waralaba yang ditawarkan sejak 2009 sudah mempunyai mitra di Pontianak, Kalsel, Depok, Pondok Kelapa, Blitar, Jombang dan masih banyak lagi. Dengan sistem waralaba ini Budi berharap muncul wirausahawan baru dalam usaha tahu kremez.

Senin, 05 April 2010

Jateng Urutan Pertama Salurkan KUR


Jawa Tengah menempati urutan pertama dalam jumlah dari KUR yang telah disalurkan. Demikian sambutan Kadinas Koperasi dan UMKM Jateng. Sampai dengan akhir Februari 2010 jumlah KUR yang telah disalurkan sejumlah 2,57 trilyun terdiri 537.864 orang dan rata rata akses sebesar 4,78 juta per orang. Dari sebesar itu didominasi sector jasa dan perdagangan sebesar 75,30% dan sebesar 0,90% dari sector pertanian sisanya dari sector lain. Target yang telah dicapai tersebut masih jauh dari harapan karena sector yang diharapkan belum mengenai sasaran seperti sector perikanan dan kelautan, sector industri dan sector pertanian. Targrt KUR yang disalurkan untuk tahun 2010 ditargetkan sebesar 20 trilyun agar terserap perlu sosialisasi yang tepat mengenai KUR ini. Karena di lapangan terjadi perbedaan pendapat mengenai kebijakan KUR ini atau informasi yang tidak lengkap. Sehingga agar tersalurkan maka tahun ini bank penyalur ditambah menjadi 13 bank dari 6 bank yang terlebih dahulu menyalurkannya, demikian ujar Choirul Djamhari dari Deputi pengembangan dan restrukturisai UMKM siang tadi pada acara sosialisasi kredit usaha rakyat di Bank Jateng.