Kabupaten Batang sebelah utara banyak industri tahu, tempe, kecap dan pengolahan ikan, pembuatan tepung tapioka berbahan baku singkong. Pengolahan industri ini berpotensi pencemaran lingkungan. Sri Hadiyanto seorang pensiunan PNS di Kabupaten Batang ini menangkap peluang bahwa limbah tersebut dapat diolah menjadi biogas yang dapt dijadikan bahan bakar dapur, sedang sisa airnya akan bebas dari zat berbahaya dan layak dibuang di saluran umum. Pak Sri Hadiyanto membuat inovasi gas yang diperoleh dari limbah tahu ini dapat ditampung dan dipindah ke tabung gas elpiji kapasitas 12 Kg dengan bantuan kompresor serta katup yang telah dimodifikasi.
Kamis, 14 Mei 2009
Rabu, 13 Mei 2009
Ekstraktor Khitin Dan Khitosan
Udang dan rajungan merupakan hasil perikanan utama Indonesia. Salah satu alternatif pengolahan limbah udang dan rajungan adalah mengolahnya menjadi Khitin dan Chitosan. Dengan mengolah limbah kulit rajungan ini menjadi khitosan akan meningkatkan nilai produk sekaligus mengatasi limbah yang ada. Hasil olahan Khitin dan Khitosan ini di pergunakan kalangan farmasi yang salah satu manfaatnya dapat memutihkan kulit. Proses pengolahan yang umum diterapkan dimasyarakat adalah dengan metode peredaman biasa. Proses tersebut membutuhkan waktu 3 x 24 jam. Sedangkan pengolahan dengan alat yang ditemukan Muhammad Agus dari Fakultas Perikanan UNIKAL Pekalongan. Kapasitas maksimal yang dihasilkan alat ini adalah 10 Kg kulit rajungan kering setara 70 Kg kulit rajungan basah.
Kompor BIOMAS
Ahmad Sucipto pemilik CV. Difaa Karya Brebes adalah penemu kompor dengan energi alternatif untuk rakyat kecil. Kompor ini diberi nama Kompor Biomas berbahan bakar serbuk nabati sekam, jerami padi, serbuk kayu. Teknologi sederhana kompor BIOMAS dapat menghasilkan api yang bagus, asap minimal dengan penyalaan selama 1,48 s/d 2 jam hanya membutuhkan bahan bakar nabati kurang lebih 1,2 Kg serta bara api dengan penghangat dapat bermanfaat kurang lebih 4 s/d 5 jam. Dengan keunggulan bahan bakar nabati yang dipergunakan kepada masyarakat Indonesia akan dapat mengurangi konsumsi minyak tanah untuk kebutuhan rumah tangga dimasa sekarang dan yang akan datang.
Langganan:
Postingan (Atom)