Yustina Sukisworo, pemilik usaha "Dhunuk Snack" merupakan suaha UMKM yang bergerak di bidang makanan ringan. Usaha ini sudah dirintis sejak 2006 sejak suami di PHK dari perusahaan dimana bekerja. Memutuskan usaha sendiri merupakan pilihan yang tepat. Bangun pagi pagi melapisi kacang dengan tepung dan menggoreng, kemudian keliling menawarkan ke kios kios dan warung warung di sekitar kota Salatiga. Tahun kedua pesanan mulai meningkat dan mempunyai 2 karyawan. Selanjutnya tahun 2008 mulai menambah produksi kedelai goreng. Sekarang tahun 2010 memproduksi susu kedelai bubuk dan instant dengan total karyawan 6 orang. Pemasaran selain Salatiga sudah merambah sampai Denpasar Bali. Untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut timbul ide membuat alat coating tepung. Produksi sebelumnya sekitar 15 kilogram membutuhkan waktu 3,5 jam sekarang dengan ditemukan alat tersebut per bulan mencapai 2,5 ton dengan omzet 235 juta rupiah dan asset yang dimiliki dari 15 juta menjadi 80 juta.
Selasa, 25 Mei 2010
Kamis, 20 Mei 2010
Mesin Pembuat Mie Dari Kedungwuni
Adanya kebutuhan masyarakat dalam pengadaan bahan makanan mie yang cukup besar, SMK Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan menjawab kebutuhan masyarakat dengan membuat kreasi mesin pembuat mie. Inovasi pembuatan mesin mie ini diperuntukkan kepada industri skala UMKM. Selain murah dalam pembuatannya, mesin ini mampu menghasilkan produksi yang banyak dalam waktu singkat yaitu sebanyak 100 kg bahan dengan waktu 6 jam.
Senin, 03 Mei 2010
Usaha Perikanan Jateng
Usaha perikanan Jawa Tengah dikategorikan jenis kegiatannya adalah tangkap, budidaya, pengolah dan pemasaran. Jumlah nelayan di Jateng 172.418 orang, jumlah pembudidaya 224.030 orang, jumlah pengolah 1.994 orang dan bakul ikan 2.754 orang. Sekitar 90% skala usaha nelayan Jateng termasuk usaha mikro dan kecil. Kelemahan pada usaha sektor ini adalah produk perikanan merupakan beresiko tinggi, mutu rendah belum sepenuhnya menerapkan sistem rantai dingin, nilai tawar rendah, ketergantungan dari bakul. Permasalahan sektor perikanan bisa disarikan sebagai berikut:
- Nelayan sering terjerat ijon dari tengkulak.
- Bakul ikan sering terjerat rentenir.
- Tidak memiliki agunan yang cukup.
- Usaha perikanan dianggap kurang feasible dan bankable.
- Resiko tinggi.
- SDM berpendidikan rendah.
- Manajemen usaha mikro sangat lemah.
Langganan:
Postingan (Atom)