Koperasi dan UKM di Jateng secara kuantitatif terjadi peningkatan. Pada tahun 2008 terdapat 17.617 unit koperasi dan tahun 2009 tumbuh menjadi 25.077 unit. Terjadi penambahan 7.460 unit atau 42,34%. Penyerapan tenaga kerja bidang koperasi mencapai 56.987 orang. Jumlah asset pada tahun 2009 sebanyak rp 10,318 triliun. Peningkatan koperasi terutama pada koperasi simpan pinjam. Tahun 2008 koperasi simpan pinjam sebanyak 14.712 unit meningkat di tahun 2009 menjadi 15.913 unit. Dalam upaya mengembangkan kualitas SDM dan pengelolaan koperasi perlu sertifikasi bagi pengelola koperasi jasa keuangan. Tahun 2009 sebanyak 264 orang yang telah memiliki sertifikasi. Dalam rangka mendorong tumbuhnya wirausaha baru di pedesaan dikembangkan Tempat Praktek Ketrampilan Usaha yang difasilitasi Kementrian Koperasi dan UKM sebanyak 131 unit di 33 kabupaten se Jateng.
Rabu, 27 Oktober 2010
Kamis, 14 Oktober 2010
Mencari Format Materi Pelatihan Kewirausahaan
Dalam diskusi 14 Oktober 2010 di Kantor Bank Indonesia Semarang yang bertajuk " Perkembangan Kesiapan Nasional Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015". Salah satu yang menjadi perhatian adalah berkaitan dengan pengembangan UKM. Bahan paparan disampaikan oleh I Wayan Dipta dari Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK. Dari diskusi tersebut guna mempersiapkan daya saing UMKM Indonesia dibahas pula sekilas mengenai materi pelatihan untuk kewirausahaan yang terstandarisasi. Dari pengalaman mengikuti pelatihan pelatihan bertemakan kewirausahaan serta buku buku yang memuat kewirausahaan dapat kami sampaikan disini bahwa salah satu modul yang terintregrasi dan mudah dipahami oleh semua kalangan adalah materi SIYB dari ILO. Di Indonesia baru ada empat personil sebagai master trainer yang mengajarkan modul SIYB ini. Ke empat orang tersebut tersebar di Aceh, Bandung dan Semarang. Kadin Indonesia Tahun 2008 lalu melakukan TOT pelatihan SIYB salah satunya guna mempercepat terciptanya wirausaha baru yang tangguh kepada Kadin Kadin daerah. Pengalaman menerapkan modul SIYB ini sangat mengesankan, selama enam hari penuh mulai jam 08.00 hingga jam 17.00 tiap harinya peserta merasa enjoy. Kami bisa menyarankan modul pelatihan SIYB ini adalah yang paling fleksibel mulai dari ide, perencanaan usaha, manajemen asset, penyusunan laporan keuangan, persediaan, penganggaran, perpajakan, perijinan usaha. Para peserta bisa langsung mengaplikasikan ide bisnisnya menjadi real bisnis, serta monitoring dan pendampingan after pelatihan di ikuti terus. Namun yang menjadi kendala disini adalah pendanaan untuk menyelenggarakan pelatihan tersebut yang memakan waktu cukup lama dan biaya akomodasi untuk peserta. Sudah ada beberapa perguruan tinggi yang ingin mengadopsi metode SIYB namun masih ada pertimbangan disana sini sehingga terkesan mahal dan masih pikir pikir. Bisa dikatakan kuliah dua semester hanya ditempuh dengan enam hari para peserta paham untuk menjadi seorang wirausaha. Sistem pendidikan kita sebenarnya sudah canggih namun yang mengawal inilah yang belum ada. Sehingga koordinasi lintas Departemen lebih ditingkatkan untuk menghadapi MEA 2015.
Rabu, 06 Oktober 2010
Standarisasi Produk UKM
Sebagaimana diketahui kondisi pasar dunia saat ini cenderung makin terbuka dan semakin bebas hambatan. Kecenderungan ini merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari, karena setiap negara melakukan kegiatan perdagangan internasional menghendaki pasar dunia yang terbuka bagi produk produk ekspornya masing masing. Guna menghadapi persaingan tersebut segala persiapan di dalam harus lebih di tingkatkan mulai dari standarisasi produk. Standarisasi harus merambah ke sektor UKM. Walaupun untuk mencapai standarisasi saat ini baru usaha yang berskala besar, mengingat untuk mencapai standarisasi seperti ISO merogoh kocek yang besar. Perlu upaya penyadaran dan perkuatan UMKM melalui penggunaan standarisasi produk. Bila bagi UKM sendiri mungkin bisa memberatkan atau merepotkan karena menambah ongkos. Namun situasi sekarang mau tidak mau harus meningkatkan kualitas bila tidak ingin tersaingi dari produk luar. Sebagai contoh industri kecil di Purbalingga yaitu salah satu UKM knalpot yang menetapkan standar kualitasnya mereka mendapatkan mitra dari Astra Zuzuki yaitu mendapatkan order pembuatan knalpot untuk mobil berjenis wagon Suzuki APV.
Langganan:
Postingan (Atom)