Jawa Tengah konsen terhadap pengembangan ekonomi melalui klaster klaster. Pelatihan manajemen klaster merupakan upaya memantapkan pembangunan wilayah secara baik mengunggulkan kearifan lokal. Pelatihan ini melanjutkan apa yang pernah dikenalkan GTZ terhadap manajemen klaster yang pernah diselenggarakan sebelumnya. Manajemen klaster ini sangat penting karena dapat mengoptimalkan potensi daerah untuk dikembangkan kearah yang lebih baik. Sebagai contoh di Kabupaten Semarang tepatnya di Desa Polosiri Kecamatan Bawen masyarakat setempat mengembangkan usahanya melalui peternakan sapi. Menurut Juwarto dari kelompok Bangun Rejo jumlah sapi yang ada di wilayahnya sebanyak 1.600 ekor sapi. Tiap lima hari pasaran terjual rata rata 50 ekor sapi di pasar setempat. Jenis sapi yang dikembangkan jenis Jawa dan Onggol. Dari rata rata tenaga kerja yang terserap kurang lebih 533 orang. Dari sisi pemasaran juga memenuhi pasar di Cirebon dan Tasikmalaya.
Daerah kabupaten Semarang lainnya yaitu di Desa Batur Kecamatan Getasan Salatiga juga dikembangkan ternak sapi susu. Jenis sapi yang diternakkan adalah jenis Australia. Jumlah sapi yang ada di kecamatan Getasan ini sebanyak 10.000 ekor. Tenaga kerja yang terserap 1.500 orang. Menurut Adi Suparan ketua Gapoktan Ngudi Makmur hasil produksi susu rata rata 5.000 liter per hari. Mengenai pemasaran bermitra dengan Sari Husada dan Susu Nasional perusahaan susu olahan setempat. Dari dua contoh klaster peternakan diatas ada harapan dari kelompok peternakan susu berharap mempunyai mesin pendingin sendiri. Hasil penjualan Rp 3000 per liter bila per hari 5 liter dikalikan jumlah ekor yang dimiliki cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari harinya. Ada potensi yang dapat dikembangkan seperti kotoran yang dapat dibuat biogas selain pupuk perlu mendapatkan sentuhan melalui pelatihan manajemen klaster ini.
Daerah kabupaten Semarang lainnya yaitu di Desa Batur Kecamatan Getasan Salatiga juga dikembangkan ternak sapi susu. Jenis sapi yang diternakkan adalah jenis Australia. Jumlah sapi yang ada di kecamatan Getasan ini sebanyak 10.000 ekor. Tenaga kerja yang terserap 1.500 orang. Menurut Adi Suparan ketua Gapoktan Ngudi Makmur hasil produksi susu rata rata 5.000 liter per hari. Mengenai pemasaran bermitra dengan Sari Husada dan Susu Nasional perusahaan susu olahan setempat. Dari dua contoh klaster peternakan diatas ada harapan dari kelompok peternakan susu berharap mempunyai mesin pendingin sendiri. Hasil penjualan Rp 3000 per liter bila per hari 5 liter dikalikan jumlah ekor yang dimiliki cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari harinya. Ada potensi yang dapat dikembangkan seperti kotoran yang dapat dibuat biogas selain pupuk perlu mendapatkan sentuhan melalui pelatihan manajemen klaster ini.