Senin, 27 Desember 2010
Central Java Waralaba 2011
Minggu, 26 Desember 2010
Jateng Patok 5,75-6,25 Di Tahun 2011
- Kurangnya peran Koperasi UMKM dan Jiwa kewirausahaan untuk mendorong daya saing.
- Rendahnya realisasi investasi & kemitraan antar pemerintah, swasta serta pelaku usaha.
- Kurang optimalnya pengembangan potensi & produk unggulan daerah yang berorientasi ekspor.
- Rendahnya pelayanan jasa pariwisata dan diversifikasi produk wisata.
- Rendahnya sarana dan prasarana pendukung struktur industri, daya saing IKM masih rendah.
- Perlunya peningkatan ketahanan pangan melalui ketersediaan pangan, cadangan pangan serta perbaikan distribusi pangan.
- Masih rendahnya kesejahteraan petani sehingga perlu peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, perikanan dan kelautan dengan sistem agribisnis.
- Belum optimalnya kualitas dan diversifikasi produk, pemanfaatan teknologi, kelembagaan, sarpras pendukung & pengolahan hasil pertanian, perikanan, kehutanan dan industri.
- Belum optimalnya rehabilitasi lahan kritis.
Selasa, 21 Desember 2010
Jawa Lebih Dikenal Orang Jepang
Nama Jawa lebih dikenal oleh orang orang Jepang. Termasuk dalam produk yang memberi label Jawa akan lebih disukai. Sebagai contoh Kare yang dijual di Jepang yang dibuat oleh perusahaan “House” dengan memberi label “ Jawa Kare “ laris manis dijual disana. Contoh lain adalah jenis dari minuman yaitu “ Java Tea “ semua orang Jepang tahu produk ini, demikian yang disampaikan Prof. Ramon Meguro dari Tokyo University dalam kuliah dasar dasar pemasaran yang kami ikuti. Disampaikan pula strategi marketing ada satu hal yang harus diperhatikan yaitu konsumen mana yang akan menjadi sasaran. Dan harus di ingat adalah produk yang dipasarkan kepada orang orang seperti apa?. Kami diajarkan pula mengenai bagaimana memikirkan konsumen itu? Produk yang dibuat? Apa di Jepang ada yang memakai nama Indonesia dalam jual produknya? Ada perbedaan pemikiran orang Jepang, kalau di kita buat produk dulu baru jual tanpa memikirkan kebutuhan. Kebutuhan konsumen itu apa? Ini yang mendasari pemikiran orang Jepang.
Senin, 13 Desember 2010
Indonesia Little 2010
Senin, 01 November 2010
Gerakan Nasional Cinta Museum
Rabu, 27 Oktober 2010
Jumlah Koperasi Jateng Meningkat
Kamis, 14 Oktober 2010
Mencari Format Materi Pelatihan Kewirausahaan
Rabu, 06 Oktober 2010
Standarisasi Produk UKM
Rabu, 29 September 2010
Konsolidasi Pendamping UKM
Selasa, 10 Agustus 2010
Minyak Atsiri
Minggu, 04 Juli 2010
Potret Pertanian Grobogan
Senin, 28 Juni 2010
Penduduk Jateng 2010
Kunjungan Kapal Di Tanjung Emas
RPJMD Jateng 2010
Rabu, 02 Juni 2010
Investasi Jati Emas
Selasa, 25 Mei 2010
Coating Tepung
Kamis, 20 Mei 2010
Mesin Pembuat Mie Dari Kedungwuni
Senin, 03 Mei 2010
Usaha Perikanan Jateng
- Nelayan sering terjerat ijon dari tengkulak.
- Bakul ikan sering terjerat rentenir.
- Tidak memiliki agunan yang cukup.
- Usaha perikanan dianggap kurang feasible dan bankable.
- Resiko tinggi.
- SDM berpendidikan rendah.
- Manajemen usaha mikro sangat lemah.
Minggu, 18 April 2010
Manajemen Klaster
Daerah kabupaten Semarang lainnya yaitu di Desa Batur Kecamatan Getasan Salatiga juga dikembangkan ternak sapi susu. Jenis sapi yang diternakkan adalah jenis Australia. Jumlah sapi yang ada di kecamatan Getasan ini sebanyak 10.000 ekor. Tenaga kerja yang terserap 1.500 orang. Menurut Adi Suparan ketua Gapoktan Ngudi Makmur hasil produksi susu rata rata 5.000 liter per hari. Mengenai pemasaran bermitra dengan Sari Husada dan Susu Nasional perusahaan susu olahan setempat. Dari dua contoh klaster peternakan diatas ada harapan dari kelompok peternakan susu berharap mempunyai mesin pendingin sendiri. Hasil penjualan Rp 3000 per liter bila per hari 5 liter dikalikan jumlah ekor yang dimiliki cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari harinya. Ada potensi yang dapat dikembangkan seperti kotoran yang dapat dibuat biogas selain pupuk perlu mendapatkan sentuhan melalui pelatihan manajemen klaster ini.
Peluang Usaha Melalui Franchise
Senin, 05 April 2010
Jateng Urutan Pertama Salurkan KUR
Minggu, 28 Maret 2010
Manajemen Arus Kas
Bagi kebanyakan UKM, manajemen keuangan sama dengan manajemen arus kas. Perhatian dalam usaha adalah bagaimana mempertahankan modal kerja yang cukup untuk menerima pesanan, menyeimbangkan kas untuk pembelian bahan, membayar tenaga kerja dan biaya biaya yang mendukung usaha serta penerimaan atas penjualan. Tidak semua UKM membuat suatu laporan keuangan, termasuk neraca keuangan. Pentingnya laporan neraca keuangan bisa berbeda beda anatara suatu usaha dengan usaha yang lain. Hal ini terungkap dalam program bimbingan usaha bagi UMKM yang diselenggarakan pertengahan Maret lalu dengan
Perihal penggunaan modal dari pinjaman, salah satu peserta mengungkapkan bahwa UKM enggan meminjam dari perbankan dikarenakan antara lain :
· Usahanya belum cukup stabil untuk memenuhi kewajiban angsuran.
· Bunga pinjaman masih dirasa terlalu tinggi.
· Prosedur pinjaman terlalu lama
· Pinjaman terbatas terhadap nilai jaminan.
Disamping itu juga ada peserta yang menyampaikan berbagai alternative pembiayaan, hal ini menunjukkan masih banyak UKM tidak memiliki informasi yang tepat.
Selasa, 02 Maret 2010
Profil Jawa Tengah
Jawa tengah secara administrative terbagi menjadi 26 Kabupaten dan 6 Kotamadia. Jumlah penduduk pada tahun 2007 sebesar 32.380.279 jiwa atau sekitar 14% dari jumlah penduduk Indonesia. Jumlah penduduk perempuan lebih besar (16.316.157 jiwa) dibandingkan dengan jumlah penduduk laki laki (16.064.122 jiwa). Secara rata rata kepadatan penduduk Jawa Tengah tercatat sebesar 995 jiwa setiap kilometer persegi.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2007 sebesar 5,46%. Menurut data PDRB pada tahun 2007, sector industri pengolahan memberikan kontribusi paling tinggi terhadap kondisi perekonomian dibandingkan dengan sector lainnya yaitu sebesar 31,97% di ikuti sector perdagangan, hotel, restaurant sebesar 21,30%. Kemudian sector pertanian sebesar 20,03%. Rata rata pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah selama tahun 2005 – 2007 menunjukkan pertumbuhan positif di semua sector. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sector pertambangan dan galian yaitu sebesar 10,72%.
UMKM sector pertanian di Jawa Tengah terdiri dari sector tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Masing masing UMKM di sector pertanian ini mampu menghasilkan produknya ; sector tanaman pangan mampu menghasilkan 4.141.029,59 ton, sector perkebunan mampu menghasilkan 809.866,16 ton, sector peternakan mampu menghasilkan 126.666.600 ekor dan sector perikanan mampu menghasilkan 223.754,24 ton. Diluar sector pertanian Jawa Tengah terdapat 2.347.982 unit usaha berskala UMKM. Berdasarkan sector usahanya jumlah UMKM tersebut tersebar pada sector industri sebanyak 870.618 unit usaha (37,08%) di ikuti sector perdagangan sebanyak 711.763 unit usaha (30,31%), sector jasa sebanyak 534.435 unit usaha (22,76%), sector angkutan sebanyak 228.668 unit usaha (9,74%) dan sector pariwisata sebanyak 2.468 unit usaha (0,11%).
Selasa, 02 Februari 2010
Profil UKM Jawa Tengah
Klaster Industri dibagi lagi menjadi klaster Mebel dan Handicraft, Logam, Tekstil, Keramik.
Klaster Mebel dan Handicraft di Blora, berada di kecamatan Jiken, Jepon, Cepu, Tunjungan dan Ngawen dengan jumlah perajin 259 unit. Mebel di Sukoharjo berada di desa Bulakan, Kecamatan Sukoharjo.