original styles
Vasque Shoes

Senin, 27 Desember 2010

Central Java Waralaba 2011


Pameran usaha waralaba bertemakan " Central Java Waralaba Fair 2011 " akan digelar 4 - 6 Februari 2011 mendatang di gedung Bakorwil Surakarta atau dikenal Graha Solo Raya. Pameran ini merupakan ajang pertemuan antara semua pihak yang memiliki dan tertarik terhadap peluang usaha sektor waralaba dan Business Opportunities (BO) usaha. Jawa Tengah sebagai basis potensial industri kreatif merupakan daerah yang sangat cocok untuk pengembangan usaha, dimana pasar di Jawa Tengah dan sekitarnya mempunyai potensial market yang sangat tinggi, dalam dunia industri, usaha waralaba adalah salah satu usaha yang semakin jelas mempunyai warna sendiri, dari tahun ke tahun mengalami hasil yang positif hal ini tampak pada pameran pameran tahun tahun sebelumnya. Pameran waralaba di Graha Solo Raya 4 - 6 Februari 2011 mendatang akan menampilkan usaha usaha waralaba dari berbagai sektor antara lain makanan, minuman, retail, jasa (pendidikan, loundry, otomotif, salon, transportasi ), agribisnis dan masih banyak lagi. Pameran ini diharapkan dapat membangkitkan kewirausahaan, mengembangkan usaha UMKM, menciptakan usaha usaha baru, menyerap tenaga kerja, turut serta membangun perekonomian Jawa Tengah. Target pengunjung 10 ribu pengunjung yang akan hadir merupakan calon mitra bisnis yang potensial yang ingin memiliki usaha dibidang waralaba franchise, business oppurtunities dan program kemitraan yang akan membuka peluang kerjasama, selain itu pengunjung meliputi masyarakat umum.

Minggu, 26 Desember 2010

Jateng Patok 5,75-6,25 Di Tahun 2011

Jawa Tengah mematok pertumbuhan ekonominya 5,75 - 6,25 persen di tahun 2011 mendatang. Diprediksikan dalam ekonomi outlook Jateng dapat tumbuh diatas 6,0 persen. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 ini sebesar 5,6 persen dan bila mengikuti pertumbuhan ekonomi secara nasional yang membaik, capaian tersebut realistis akan dapat dicapai. Demikian dalam pertemuan Pokja Forum Pengembangan Ekonomi Dan Sumber Daya Jawa Tengah akhir Desember ini. Sektor yang dominan dalam menyumbang PDRB masih pada sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, sektor pertanian dan sektor jasa. Dalam mencapai pertumbuhan tersebut masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi antara lain dinamika perilaku dan tuntutan konsumen dalam negeri dan luar negeri, membanjirnya produk impor ke Jawa Tengah, pelayanan publik dan kesiapan birokrasi pemerintah, gejolak ketenagakerjaan dan hubungan industrial, gejolak politik dan keamanan, program sektoral yang sporadis dan tidak terfokus. Isu strategis yang dihadapi Jawa Tengah ada sembilan yang harus ditangani yaitu :
  1. Kurangnya peran Koperasi UMKM dan Jiwa kewirausahaan untuk mendorong daya saing.
  2. Rendahnya realisasi investasi & kemitraan antar pemerintah, swasta serta pelaku usaha.
  3. Kurang optimalnya pengembangan potensi & produk unggulan daerah yang berorientasi ekspor.
  4. Rendahnya pelayanan jasa pariwisata dan diversifikasi produk wisata.
  5. Rendahnya sarana dan prasarana pendukung struktur industri, daya saing IKM masih rendah.
  6. Perlunya peningkatan ketahanan pangan melalui ketersediaan pangan, cadangan pangan serta perbaikan distribusi pangan.
  7. Masih rendahnya kesejahteraan petani sehingga perlu peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, perikanan dan kelautan dengan sistem agribisnis.
  8. Belum optimalnya kualitas dan diversifikasi produk, pemanfaatan teknologi, kelembagaan, sarpras pendukung & pengolahan hasil pertanian, perikanan, kehutanan dan industri.
  9. Belum optimalnya rehabilitasi lahan kritis.
Dalam hai ini sudah disiapkan prioritas sasaran dan diperlukan kerjasama semua pihak untuk mendukung perekonomian Jawa Tengah lebih kondusif lagi diantaranya peningkatan potensi ekonomi kerakyatan UMKM, pembangunan perdesaan dalam rangaka penurunan kemiskinan dan pemanfaatan lingkungan untuk mengurangi potensi ancaman bencana.

Selasa, 21 Desember 2010

Jawa Lebih Dikenal Orang Jepang


Nama Jawa lebih dikenal oleh orang orang Jepang. Termasuk dalam produk yang memberi label Jawa akan lebih disukai. Sebagai contoh Kare yang dijual di Jepang yang dibuat oleh perusahaan “House” dengan memberi label “ Jawa Kare “ laris manis dijual disana. Contoh lain adalah jenis dari minuman yaitu “ Java Tea “ semua orang Jepang tahu produk ini, demikian yang disampaikan Prof. Ramon Meguro dari Tokyo University dalam kuliah dasar dasar pemasaran yang kami ikuti. Disampaikan pula strategi marketing ada satu hal yang harus diperhatikan yaitu konsumen mana yang akan menjadi sasaran. Dan harus di ingat adalah produk yang dipasarkan kepada orang orang seperti apa?. Kami diajarkan pula mengenai bagaimana memikirkan konsumen itu? Produk yang dibuat? Apa di Jepang ada yang memakai nama Indonesia dalam jual produknya? Ada perbedaan pemikiran orang Jepang, kalau di kita buat produk dulu baru jual tanpa memikirkan kebutuhan. Kebutuhan konsumen itu apa? Ini yang mendasari pemikiran orang Jepang.

Senin, 13 Desember 2010

Indonesia Little 2010


Produk kerajinan ukir Jawa tengah khususnya dari Jepara masih diminati beberapa pengunjung di Jepang. Sebagaimana dalam pameran skala kecil yang bertajuk Indonesia Little 2010 di Tokyo 24-27 November 2010 lalu di gedung ASEAN-JAPAN Centre. Pengunjung rata rata tertarik dan ingin mengetahui lebih lanjut bahan dari kayu apa yang dipergunakan. Salah satu pengunjung setelah melihat lihat piring ukiran daun dan berkomentar siapa yang membuat ini, dan saya mau beli. Ini dibuat dengan tehnik tinggi katanya. Ternyata pengunjung tadi juga seorang kolektor ukiran. Walaupun barang tadi mulanya hanya untuk di display saja. Namun ngotot untuk dibeli, dan akhirnya kita lepas barang itu siapa tahu nanti dia akan order pada kita. Selain kerajinan Jepara disajikan pula kerajinan dari bahan serat nanas dan pisang yang disajikan Hapeart, Ridaka, Tobal Batik ketiganya dari Pekalongan dan Suwastama dari Solo.

Senin, 01 November 2010

Gerakan Nasional Cinta Museum


Dalam rangka mendukung visit Central Java Year 2011 Pemprov Jateng berupaya melakukan peningkatan pengelolaan seni dan budaya serta pelestarian benda-benda cagar budaya yang mempunyai prospek sebagai daya tarik wisata budaya serta peningkatan pengelolaan taman budaya Jateng di Surakarta sebagai pusat apresiasi seni masyarakat Jateng. Kesan museum di masyarakat selama ini kurang atraktif, tidak aspiratif dan tidak menghibur karena dikelola seadanya. Selain itu kondisi SDM di museum tergolong memprihatinkan. Pencanangan Gerakan Nasional Cinta Museum yang akan dilaksanakan selama lima tahun 2010-2014, di Jateng di prioritaskan Museum Kereta Api Ambarawa, museum Sangiran, museum Ronggo Warsito. Diharapkan pada tahun 2014 museum-museum di Jateng bisa menjadi tempat yang menarik, informatif dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Serta mampu menjadi inspirator dan motivator bagi masyarakat untuk mengambil nilai positif dari masa lalu, untuk dimanfaatkan pada masa kini.

Rabu, 27 Oktober 2010

Jumlah Koperasi Jateng Meningkat

Koperasi dan UKM di Jateng secara kuantitatif terjadi peningkatan. Pada tahun 2008 terdapat 17.617 unit koperasi dan tahun 2009 tumbuh menjadi 25.077 unit. Terjadi penambahan 7.460 unit atau 42,34%. Penyerapan tenaga kerja bidang koperasi mencapai 56.987 orang. Jumlah asset pada tahun 2009 sebanyak rp 10,318 triliun. Peningkatan koperasi terutama pada koperasi simpan pinjam. Tahun 2008 koperasi simpan pinjam sebanyak 14.712 unit meningkat di tahun 2009 menjadi 15.913 unit. Dalam upaya mengembangkan kualitas SDM dan pengelolaan koperasi perlu sertifikasi bagi pengelola koperasi jasa keuangan. Tahun 2009 sebanyak 264 orang yang telah memiliki sertifikasi. Dalam rangka mendorong tumbuhnya wirausaha baru di pedesaan dikembangkan Tempat Praktek Ketrampilan Usaha yang difasilitasi Kementrian Koperasi dan UKM sebanyak 131 unit di 33 kabupaten se Jateng.

Kamis, 14 Oktober 2010

Mencari Format Materi Pelatihan Kewirausahaan

Dalam diskusi 14 Oktober 2010 di Kantor Bank Indonesia Semarang yang bertajuk " Perkembangan Kesiapan Nasional Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015". Salah satu yang menjadi perhatian adalah berkaitan dengan pengembangan UKM. Bahan paparan disampaikan oleh I Wayan Dipta dari Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK. Dari diskusi tersebut guna mempersiapkan daya saing UMKM Indonesia dibahas pula sekilas mengenai materi pelatihan untuk kewirausahaan yang terstandarisasi. Dari pengalaman mengikuti pelatihan pelatihan bertemakan kewirausahaan serta buku buku yang memuat kewirausahaan dapat kami sampaikan disini bahwa salah satu modul yang terintregrasi dan mudah dipahami oleh semua kalangan adalah materi SIYB dari ILO. Di Indonesia baru ada empat personil sebagai master trainer yang mengajarkan modul SIYB ini. Ke empat orang tersebut tersebar di Aceh, Bandung dan Semarang. Kadin Indonesia Tahun 2008 lalu melakukan TOT pelatihan SIYB salah satunya guna mempercepat terciptanya wirausaha baru yang tangguh kepada Kadin Kadin daerah. Pengalaman menerapkan modul SIYB ini sangat mengesankan, selama enam hari penuh mulai jam 08.00 hingga jam 17.00 tiap harinya peserta merasa enjoy. Kami bisa menyarankan modul pelatihan SIYB ini adalah yang paling fleksibel mulai dari ide, perencanaan usaha, manajemen asset, penyusunan laporan keuangan, persediaan, penganggaran, perpajakan, perijinan usaha. Para peserta bisa langsung mengaplikasikan ide bisnisnya menjadi real bisnis, serta monitoring dan pendampingan after pelatihan di ikuti terus. Namun yang menjadi kendala disini adalah pendanaan untuk menyelenggarakan pelatihan tersebut yang memakan waktu cukup lama dan biaya akomodasi untuk peserta. Sudah ada beberapa perguruan tinggi yang ingin mengadopsi metode SIYB namun masih ada pertimbangan disana sini sehingga terkesan mahal dan masih pikir pikir. Bisa dikatakan kuliah dua semester hanya ditempuh dengan enam hari para peserta paham untuk menjadi seorang wirausaha. Sistem pendidikan kita sebenarnya sudah canggih namun yang mengawal inilah yang belum ada. Sehingga koordinasi lintas Departemen lebih ditingkatkan untuk menghadapi MEA 2015.

Rabu, 06 Oktober 2010

Standarisasi Produk UKM


Sebagaimana diketahui kondisi pasar dunia saat ini cenderung makin terbuka dan semakin bebas hambatan. Kecenderungan ini merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari, karena setiap negara melakukan kegiatan perdagangan internasional menghendaki pasar dunia yang terbuka bagi produk produk ekspornya masing masing. Guna menghadapi persaingan tersebut segala persiapan di dalam harus lebih di tingkatkan mulai dari standarisasi produk. Standarisasi harus merambah ke sektor UKM. Walaupun untuk mencapai standarisasi saat ini baru usaha yang berskala besar, mengingat untuk mencapai standarisasi seperti ISO merogoh kocek yang besar. Perlu upaya penyadaran dan perkuatan UMKM melalui penggunaan standarisasi produk. Bila bagi UKM sendiri mungkin bisa memberatkan atau merepotkan karena menambah ongkos. Namun situasi sekarang mau tidak mau harus meningkatkan kualitas bila tidak ingin tersaingi dari produk luar. Sebagai contoh industri kecil di Purbalingga yaitu salah satu UKM knalpot yang menetapkan standar kualitasnya mereka mendapatkan mitra dari Astra Zuzuki yaitu mendapatkan order pembuatan knalpot untuk mobil berjenis wagon Suzuki APV.

Rabu, 29 September 2010

Konsolidasi Pendamping UKM

Pertemuan atau sarasehan sesama pendamping UKM telah difasilitasi oleh Bank Jateng. dalam rangka konsolidasi dan penyamaan persepsi serta sinergi terhadap kegiatan dalam pendampingan dan perkuatan UMKM selama ini di Jawa Tengah. Hadir dalam sarasehan tersebut adalah kekuatan penuh para pelaku diantaranya LSM, Perguruan Tinggi, Asosiasi, Koperasi, Badan hukum yang mempunyai CSR, serta lembaga lembaga lain yang berkiprah dalam pemberdayaan UMKM hadir pada acara tersebut. Disampaikan pula oleh Bank Jateng selaku fasilitator berharap kerjasama yang baik dapat di tingkatkan terus. Sebagai lembaga pembiayaan Bank Jateng siap mengalokasikan pada sektor UMKM. Bank Jateng yang sebelumnya dianggap belum pro dunia usaha karena pada saat ini yang di utamakan adalah pemberian kredit kepada para PNS. Guna menghapus image tersebut saat ini Bank Jateng akan berperan aktif dalam pembiayaan UMKM. Sebagai langkah nyata pada tahap awal telah dilaksanakan pendampingan pada klaster bordir di Kudus dan telah dibuka UKM Sentrum Bank Jateng sebagai tempat pamer maupun konsultasi seputarUMKM.

Selasa, 10 Agustus 2010

Minyak Atsiri


Proses pengolahan minyak atsiri melalui proses penyulingan. Hasil penyulingan berupa patchouli oil. Industri yang mengolah dari tanaman ini banyak tersebar di sekitar Kabupaten Banyumas. Saat ini tinggal beberapa saja, adapun bila masih ada itupun merupakan industri rumahan. Industri yang masih bertahan adalah Takasago Indonesia yang berlokasi di Purwokerto. Minyak atsiri lebih banyak dikonsumsi oleh industri kimia yang turunannya bisa digunakan bahan pembuatan minyak wangi, sabun dan sebagainya. Takasago ini berdiri sejak 1980 dan baru mulai ekspor pada tahun 1985 hingga sekarang. Negara tujuan adalah Perancis, Jepang dan Singapura. Pelabuhan muat dari Tanjung Priok dan Tanjung Emas.

Minggu, 04 Juli 2010

Potret Pertanian Grobogan


Potensi lahan di Jawa Tengah seluas 3.254.412 ha, terdiri atas lahan sawah 990.824 ha dan lahan bukan sawah 2.263.588 ha. Luas lahan sawah menurut jenis pengairannya terdiri pengairan teknis sebesar 386.033 ha, pengairan setengah teknis sebesar 130.048 ha, pengairan sederhana sebesar 137.824 ha, pengairan desa sebesar 52.234 ha, tadah hujan sebesar 281.919 ha. Desa Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan merupakan sawah tadah hujan. Namun di desa ini untuk meningkatkan kapasitas hasil produksi di ujicobakan menggunakan pupuk organik. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan pupuk organik dan dihitung dengan metode pengubinan ( teknik mengambil sampel tanaman dengan mengambil seluas 1 x 1 meter untuk dihitung per kg nya ) diketahui terdapat peningkatan produksi rata rata sebedar 0,5 kg setiap pengubinan yang diambil. Sehingga sosialisasi penggunaan pupuk organik perlu digiatkan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Mengingat ketergantungan petani pada pupuk kimia saat ini cukup tinggi. Petani mau percaya bila ada bukti praktek daripada cerita atau keterangan dari brosur.

Senin, 28 Juni 2010

Penduduk Jateng 2010

Penduduk Jawa Tengah dalam sensus penduduk tahun 2010 diprediksikan naik menjadi 34,4 juta jiwa. Jumlah penduduk provinsi Jawa Tengah tahun 2009 adalah 32.864.563 jiwa atau sekitar 14% dari jumlah penduduk Indonesia. Ini menempatkan Jawa Tengah sebagai provinsi ketiga di Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak setelah Jawa Barat dan Jawa Timur. Jumlah penduduk perempuan lebih besar dari jumlah penduduk laki laki, ditunjukkan dengan rasio jumlah penduduk laki laki terhadap jumlah penduduk perempuan sebesar 98,53. Sedangkan Kabupaten yang besar jumlah penduduknya adalah Kabupaten Brebes 1.800.958 jiwa berikutnya Kabupaten Cilacap 1.629.908 jiwa dan Kota Semarang 1.533.686 jiwa.

Kunjungan Kapal Di Tanjung Emas

Jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang selama tahun 2009 sebanyak 1.398 Call atau kalau dilihat dari GRT sebesar 8.605.624 GT, jumlah cargo yang diangkut sebanyak 56.353.085 ton sedangkan container yang diangkut sebesar 82.029 Teus. Untuk penumpang angkutan laut yang melalui pelabuhan Tanjung Emas sebanyak 302.772 penumpang. Bila dibandingkan tahun 2008 di pelabuhan Tanjung Emas terdapat penurunan kunjungan kapal sebesar 39,06% Call, GRT sebesar 18,22% dan penumpang sebesar 1,65%, namun cargo mengalami kenaikan sebesar 683,64%.

RPJMD Jateng 2010

Kondisi pertumbuhan ekonomi Jateng pada tahun 2009 sebesar 4,7% menurun dibanding tahun 2008 sebesar 5,5%. Pemerintah yang menargetkan tahun 2010 sebesar 6% serta target 2010 sedikit lebih rendah dibandingkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah sebesar 6,22%. Hal ini disebabkan adanya beberapa kondisi makro yang perlu dipertimbangkan sehingga target pertumbuhan ekonomi 2010 sedikit lebih rendah dibandingkan target RPJMD. Inflasi tahun 2009 sebesar 3,32% menurun dibandingkan tahun 2008 sebesar 9,55%. PDRB atas harga berlaku tahun 2009 sebesar Rp 392,48 trilyun meningkat dibanding tahun 2008 sebesar Rp 362,9 trilyun, sedangkan PDRB harga konstan tahun 2009 sebesar Rp 175,68 trilyun meningkat dibanding tahun 2008 sebesar Rp 167,8 trilyun.

Rabu, 02 Juni 2010

Investasi Jati Emas


Jati emas memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan kayu jati lokal. Selain daya tumbuhnya cepat, tingkat kelurusannya tinggi, juga warna kuning ke emasan dengan seratnya yang lurus sangat disukai konsumen. Kayu jati emas ini dapat dibudidayakan dengan 5 - 15 tahun sudah bisa dipanen dibandingkan kayu jati lokal yang umurnya mencapai 40 tahun. PT. Harfam Jaya Makmur menawarkan kepada masyarakat untuk investasi kayu jati emas ini melalui usaha franchise. Sejak tahun 2004 perusahaan ini telah menanam sebanyak 28.300 pohon di areal lahan 30 ha di daerah Bondowoso.

Selasa, 25 Mei 2010

Coating Tepung


Yustina Sukisworo, pemilik usaha "Dhunuk Snack" merupakan suaha UMKM yang bergerak di bidang makanan ringan. Usaha ini sudah dirintis sejak 2006 sejak suami di PHK dari perusahaan dimana bekerja. Memutuskan usaha sendiri merupakan pilihan yang tepat. Bangun pagi pagi melapisi kacang dengan tepung dan menggoreng, kemudian keliling menawarkan ke kios kios dan warung warung di sekitar kota Salatiga. Tahun kedua pesanan mulai meningkat dan mempunyai 2 karyawan. Selanjutnya tahun 2008 mulai menambah produksi kedelai goreng. Sekarang tahun 2010 memproduksi susu kedelai bubuk dan instant dengan total karyawan 6 orang. Pemasaran selain Salatiga sudah merambah sampai Denpasar Bali. Untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut timbul ide membuat alat coating tepung. Produksi sebelumnya sekitar 15 kilogram membutuhkan waktu 3,5 jam sekarang dengan ditemukan alat tersebut per bulan mencapai 2,5 ton dengan omzet 235 juta rupiah dan asset yang dimiliki dari 15 juta menjadi 80 juta.

Kamis, 20 Mei 2010

Mesin Pembuat Mie Dari Kedungwuni


Adanya kebutuhan masyarakat dalam pengadaan bahan makanan mie yang cukup besar, SMK Negeri 1 Kedungwuni Kabupaten Pekalongan menjawab kebutuhan masyarakat dengan membuat kreasi mesin pembuat mie. Inovasi pembuatan mesin mie ini diperuntukkan kepada industri skala UMKM. Selain murah dalam pembuatannya, mesin ini mampu menghasilkan produksi yang banyak dalam waktu singkat yaitu sebanyak 100 kg bahan dengan waktu 6 jam.

Senin, 03 Mei 2010

Usaha Perikanan Jateng

Usaha perikanan Jawa Tengah dikategorikan jenis kegiatannya adalah tangkap, budidaya, pengolah dan pemasaran. Jumlah nelayan di Jateng 172.418 orang, jumlah pembudidaya 224.030 orang, jumlah pengolah 1.994 orang dan bakul ikan 2.754 orang. Sekitar 90% skala usaha nelayan Jateng termasuk usaha mikro dan kecil. Kelemahan pada usaha sektor ini adalah produk perikanan merupakan beresiko tinggi, mutu rendah belum sepenuhnya menerapkan sistem rantai dingin, nilai tawar rendah, ketergantungan dari bakul. Permasalahan sektor perikanan bisa disarikan sebagai berikut:
  1. Nelayan sering terjerat ijon dari tengkulak.
  2. Bakul ikan sering terjerat rentenir.
  3. Tidak memiliki agunan yang cukup.
  4. Usaha perikanan dianggap kurang feasible dan bankable.
  5. Resiko tinggi.
  6. SDM berpendidikan rendah.
  7. Manajemen usaha mikro sangat lemah.
Sehingga penguatan permodalan usaha perikanan bagi UMKM masih tetap diperlukan serta peran pemerintah, lembaga keuangan daerah dan koperasi sangat diharapkan. Penyederhanaan persyaratan pinjaman kredit perbankan akan lebih membantu penguatan modal UMKM.

Minggu, 18 April 2010

Manajemen Klaster


Jawa Tengah konsen terhadap pengembangan ekonomi melalui klaster klaster. Pelatihan manajemen klaster merupakan upaya memantapkan pembangunan wilayah secara baik mengunggulkan kearifan lokal. Pelatihan ini melanjutkan apa yang pernah dikenalkan GTZ terhadap manajemen klaster yang pernah diselenggarakan sebelumnya. Manajemen klaster ini sangat penting karena dapat mengoptimalkan potensi daerah untuk dikembangkan kearah yang lebih baik. Sebagai contoh di Kabupaten Semarang tepatnya di Desa Polosiri Kecamatan Bawen masyarakat setempat mengembangkan usahanya melalui peternakan sapi. Menurut Juwarto dari kelompok Bangun Rejo jumlah sapi yang ada di wilayahnya sebanyak 1.600 ekor sapi. Tiap lima hari pasaran terjual rata rata 50 ekor sapi di pasar setempat. Jenis sapi yang dikembangkan jenis Jawa dan Onggol. Dari rata rata tenaga kerja yang terserap kurang lebih 533 orang. Dari sisi pemasaran juga memenuhi pasar di Cirebon dan Tasikmalaya.

Daerah kabupaten Semarang lainnya yaitu di Desa Batur Kecamatan Getasan Salatiga juga dikembangkan ternak sapi susu. Jenis sapi yang diternakkan adalah jenis Australia. Jumlah sapi yang ada di kecamatan Getasan ini sebanyak 10.000 ekor. Tenaga kerja yang terserap 1.500 orang. Menurut Adi Suparan ketua Gapoktan Ngudi Makmur hasil produksi susu rata rata 5.000 liter per hari. Mengenai pemasaran bermitra dengan Sari Husada dan Susu Nasional perusahaan susu olahan setempat. Dari dua contoh klaster peternakan diatas ada harapan dari kelompok peternakan susu berharap mempunyai mesin pendingin sendiri. Hasil penjualan Rp 3000 per liter bila per hari 5 liter dikalikan jumlah ekor yang dimiliki cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari harinya. Ada potensi yang dapat dikembangkan seperti kotoran yang dapat dibuat biogas selain pupuk perlu mendapatkan sentuhan melalui pelatihan manajemen klaster ini.

Peluang Usaha Melalui Franchise


Pengembangan usaha kecil menjadi usaha unggulan sebagai tema seminar di sela sela acara Franchise Expo 2010 cukup diminati oleh masyarakat. Mengembangkan usaha dapat juga dikembangkan dengan manajemen waralaba. Sebagai contoh tahu kremez milik Budi Utomo ini. Tahu kremez ini masih merupakan Business Opportunity (BO) dan dapat dikembangkan menjadi franchise. Dengan modal 3,2 juta rupiah sudah dapat mengoperasikan usaha ini. Sistem waralaba yang ditawarkan sejak 2009 sudah mempunyai mitra di Pontianak, Kalsel, Depok, Pondok Kelapa, Blitar, Jombang dan masih banyak lagi. Dengan sistem waralaba ini Budi berharap muncul wirausahawan baru dalam usaha tahu kremez.

Senin, 05 April 2010

Jateng Urutan Pertama Salurkan KUR


Jawa Tengah menempati urutan pertama dalam jumlah dari KUR yang telah disalurkan. Demikian sambutan Kadinas Koperasi dan UMKM Jateng. Sampai dengan akhir Februari 2010 jumlah KUR yang telah disalurkan sejumlah 2,57 trilyun terdiri 537.864 orang dan rata rata akses sebesar 4,78 juta per orang. Dari sebesar itu didominasi sector jasa dan perdagangan sebesar 75,30% dan sebesar 0,90% dari sector pertanian sisanya dari sector lain. Target yang telah dicapai tersebut masih jauh dari harapan karena sector yang diharapkan belum mengenai sasaran seperti sector perikanan dan kelautan, sector industri dan sector pertanian. Targrt KUR yang disalurkan untuk tahun 2010 ditargetkan sebesar 20 trilyun agar terserap perlu sosialisasi yang tepat mengenai KUR ini. Karena di lapangan terjadi perbedaan pendapat mengenai kebijakan KUR ini atau informasi yang tidak lengkap. Sehingga agar tersalurkan maka tahun ini bank penyalur ditambah menjadi 13 bank dari 6 bank yang terlebih dahulu menyalurkannya, demikian ujar Choirul Djamhari dari Deputi pengembangan dan restrukturisai UMKM siang tadi pada acara sosialisasi kredit usaha rakyat di Bank Jateng.

Minggu, 28 Maret 2010

Manajemen Arus Kas


Bagi kebanyakan UKM, manajemen keuangan sama dengan manajemen arus kas. Perhatian dalam usaha adalah bagaimana mempertahankan modal kerja yang cukup untuk menerima pesanan, menyeimbangkan kas untuk pembelian bahan, membayar tenaga kerja dan biaya biaya yang mendukung usaha serta penerimaan atas penjualan. Tidak semua UKM membuat suatu laporan keuangan, termasuk neraca keuangan. Pentingnya laporan neraca keuangan bisa berbeda beda anatara suatu usaha dengan usaha yang lain. Hal ini terungkap dalam program bimbingan usaha bagi UMKM yang diselenggarakan pertengahan Maret lalu dengan nara sumber dari Princewaterhouse Cooper.

Ada beberapa tips dari peserta kepada peserta lainnya dalam upaya mengelola arus kas nya yaitu dengan jalan meminta kepada pembeli untuk memberikan pembayaran dimuka atau semacam DP nya. Kedua, meminta tempo pembayaran kepada pemasok bahan. Namun demikian strategi tersebut tergantung dengan hubungan antara pembeli dan pemasok bahan.

Perihal penggunaan modal dari pinjaman, salah satu peserta mengungkapkan bahwa UKM enggan meminjam dari perbankan dikarenakan antara lain :

· Usahanya belum cukup stabil untuk memenuhi kewajiban angsuran.

· Bunga pinjaman masih dirasa terlalu tinggi.

· Prosedur pinjaman terlalu lama

· Pinjaman terbatas terhadap nilai jaminan.

Disamping itu juga ada peserta yang menyampaikan berbagai alternative pembiayaan, hal ini menunjukkan masih banyak UKM tidak memiliki informasi yang tepat.

Selasa, 02 Maret 2010

Profil Jawa Tengah

Jawa tengah secara administrative terbagi menjadi 26 Kabupaten dan 6 Kotamadia. Jumlah penduduk pada tahun 2007 sebesar 32.380.279 jiwa atau sekitar 14% dari jumlah penduduk Indonesia. Jumlah penduduk perempuan lebih besar (16.316.157 jiwa) dibandingkan dengan jumlah penduduk laki laki (16.064.122 jiwa). Secara rata rata kepadatan penduduk Jawa Tengah tercatat sebesar 995 jiwa setiap kilometer persegi.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2007 sebesar 5,46%. Menurut data PDRB pada tahun 2007, sector industri pengolahan memberikan kontribusi paling tinggi terhadap kondisi perekonomian dibandingkan dengan sector lainnya yaitu sebesar 31,97% di ikuti sector perdagangan, hotel, restaurant sebesar 21,30%. Kemudian sector pertanian sebesar 20,03%. Rata rata pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah selama tahun 2005 – 2007 menunjukkan pertumbuhan positif di semua sector. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sector pertambangan dan galian yaitu sebesar 10,72%.

UMKM sector pertanian di Jawa Tengah terdiri dari sector tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan. Masing masing UMKM di sector pertanian ini mampu menghasilkan produknya ; sector tanaman pangan mampu menghasilkan 4.141.029,59 ton, sector perkebunan mampu menghasilkan 809.866,16 ton, sector peternakan mampu menghasilkan 126.666.600 ekor dan sector perikanan mampu menghasilkan 223.754,24 ton. Diluar sector pertanian Jawa Tengah terdapat 2.347.982 unit usaha berskala UMKM. Berdasarkan sector usahanya jumlah UMKM tersebut tersebar pada sector industri sebanyak 870.618 unit usaha (37,08%) di ikuti sector perdagangan sebanyak 711.763 unit usaha (30,31%), sector jasa sebanyak 534.435 unit usaha (22,76%), sector angkutan sebanyak 228.668 unit usaha (9,74%) dan sector pariwisata sebanyak 2.468 unit usaha (0,11%).

Selasa, 02 Februari 2010

Profil UKM Jawa Tengah

Jawa Tengah dalam program pengembangan UMKM dikelompokkan menjadi klaster klaster. Klaster yang telah terbentuk dikategorikan klaster industri, klaster pariwisata dan klaster pertanian.
Klaster Industri dibagi lagi menjadi klaster Mebel dan Handicraft, Logam, Tekstil, Keramik.
Klaster Mebel dan Handicraft di Blora, berada di kecamatan Jiken, Jepon, Cepu, Tunjungan dan Ngawen dengan jumlah perajin 259 unit. Mebel di Sukoharjo berada di desa Bulakan, Kecamatan Sukoharjo.

Senin, 25 Januari 2010

Pelatihan TTPP


PPUMKM, tanggal 21 Januari 2010 bertempat di ruang pertemuan Kadin telah dilaksanakan pelatihan penggunaan situs TTPP (Trade Tie up Promoton Program) yaitu situs temu usaha internasional yang digagas oleh JETRO. Peserta adalah dari Kadin daerah dan Asosiasi serta UKM yang menginginkan produknya bisa masuk pasar Jepang. Pelatihan selama sehari ini dipandu oleh Hendik dari JETRO dalam memanfatkan dan membuka situs jetro.go.jp/ttpp/. Peserta dilatih melalui praktek membuka situs yang jaringan internet telah disediakan dari Kadin Jateng. Disamping itu juga narasumber dari Kadin Indonesia Barliana memperkenalkan program Kadin Business Support Desk yaitu pelayanan Kadin dalam pengembangan perdagangan dan investasi..