original styles
Vasque Shoes

Senin, 27 Desember 2010

Central Java Waralaba 2011


Pameran usaha waralaba bertemakan " Central Java Waralaba Fair 2011 " akan digelar 4 - 6 Februari 2011 mendatang di gedung Bakorwil Surakarta atau dikenal Graha Solo Raya. Pameran ini merupakan ajang pertemuan antara semua pihak yang memiliki dan tertarik terhadap peluang usaha sektor waralaba dan Business Opportunities (BO) usaha. Jawa Tengah sebagai basis potensial industri kreatif merupakan daerah yang sangat cocok untuk pengembangan usaha, dimana pasar di Jawa Tengah dan sekitarnya mempunyai potensial market yang sangat tinggi, dalam dunia industri, usaha waralaba adalah salah satu usaha yang semakin jelas mempunyai warna sendiri, dari tahun ke tahun mengalami hasil yang positif hal ini tampak pada pameran pameran tahun tahun sebelumnya. Pameran waralaba di Graha Solo Raya 4 - 6 Februari 2011 mendatang akan menampilkan usaha usaha waralaba dari berbagai sektor antara lain makanan, minuman, retail, jasa (pendidikan, loundry, otomotif, salon, transportasi ), agribisnis dan masih banyak lagi. Pameran ini diharapkan dapat membangkitkan kewirausahaan, mengembangkan usaha UMKM, menciptakan usaha usaha baru, menyerap tenaga kerja, turut serta membangun perekonomian Jawa Tengah. Target pengunjung 10 ribu pengunjung yang akan hadir merupakan calon mitra bisnis yang potensial yang ingin memiliki usaha dibidang waralaba franchise, business oppurtunities dan program kemitraan yang akan membuka peluang kerjasama, selain itu pengunjung meliputi masyarakat umum.

Minggu, 26 Desember 2010

Jateng Patok 5,75-6,25 Di Tahun 2011

Jawa Tengah mematok pertumbuhan ekonominya 5,75 - 6,25 persen di tahun 2011 mendatang. Diprediksikan dalam ekonomi outlook Jateng dapat tumbuh diatas 6,0 persen. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 ini sebesar 5,6 persen dan bila mengikuti pertumbuhan ekonomi secara nasional yang membaik, capaian tersebut realistis akan dapat dicapai. Demikian dalam pertemuan Pokja Forum Pengembangan Ekonomi Dan Sumber Daya Jawa Tengah akhir Desember ini. Sektor yang dominan dalam menyumbang PDRB masih pada sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, sektor pertanian dan sektor jasa. Dalam mencapai pertumbuhan tersebut masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi antara lain dinamika perilaku dan tuntutan konsumen dalam negeri dan luar negeri, membanjirnya produk impor ke Jawa Tengah, pelayanan publik dan kesiapan birokrasi pemerintah, gejolak ketenagakerjaan dan hubungan industrial, gejolak politik dan keamanan, program sektoral yang sporadis dan tidak terfokus. Isu strategis yang dihadapi Jawa Tengah ada sembilan yang harus ditangani yaitu :
  1. Kurangnya peran Koperasi UMKM dan Jiwa kewirausahaan untuk mendorong daya saing.
  2. Rendahnya realisasi investasi & kemitraan antar pemerintah, swasta serta pelaku usaha.
  3. Kurang optimalnya pengembangan potensi & produk unggulan daerah yang berorientasi ekspor.
  4. Rendahnya pelayanan jasa pariwisata dan diversifikasi produk wisata.
  5. Rendahnya sarana dan prasarana pendukung struktur industri, daya saing IKM masih rendah.
  6. Perlunya peningkatan ketahanan pangan melalui ketersediaan pangan, cadangan pangan serta perbaikan distribusi pangan.
  7. Masih rendahnya kesejahteraan petani sehingga perlu peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, perikanan dan kelautan dengan sistem agribisnis.
  8. Belum optimalnya kualitas dan diversifikasi produk, pemanfaatan teknologi, kelembagaan, sarpras pendukung & pengolahan hasil pertanian, perikanan, kehutanan dan industri.
  9. Belum optimalnya rehabilitasi lahan kritis.
Dalam hai ini sudah disiapkan prioritas sasaran dan diperlukan kerjasama semua pihak untuk mendukung perekonomian Jawa Tengah lebih kondusif lagi diantaranya peningkatan potensi ekonomi kerakyatan UMKM, pembangunan perdesaan dalam rangaka penurunan kemiskinan dan pemanfaatan lingkungan untuk mengurangi potensi ancaman bencana.

Selasa, 21 Desember 2010

Jawa Lebih Dikenal Orang Jepang


Nama Jawa lebih dikenal oleh orang orang Jepang. Termasuk dalam produk yang memberi label Jawa akan lebih disukai. Sebagai contoh Kare yang dijual di Jepang yang dibuat oleh perusahaan “House” dengan memberi label “ Jawa Kare “ laris manis dijual disana. Contoh lain adalah jenis dari minuman yaitu “ Java Tea “ semua orang Jepang tahu produk ini, demikian yang disampaikan Prof. Ramon Meguro dari Tokyo University dalam kuliah dasar dasar pemasaran yang kami ikuti. Disampaikan pula strategi marketing ada satu hal yang harus diperhatikan yaitu konsumen mana yang akan menjadi sasaran. Dan harus di ingat adalah produk yang dipasarkan kepada orang orang seperti apa?. Kami diajarkan pula mengenai bagaimana memikirkan konsumen itu? Produk yang dibuat? Apa di Jepang ada yang memakai nama Indonesia dalam jual produknya? Ada perbedaan pemikiran orang Jepang, kalau di kita buat produk dulu baru jual tanpa memikirkan kebutuhan. Kebutuhan konsumen itu apa? Ini yang mendasari pemikiran orang Jepang.

Senin, 13 Desember 2010

Indonesia Little 2010


Produk kerajinan ukir Jawa tengah khususnya dari Jepara masih diminati beberapa pengunjung di Jepang. Sebagaimana dalam pameran skala kecil yang bertajuk Indonesia Little 2010 di Tokyo 24-27 November 2010 lalu di gedung ASEAN-JAPAN Centre. Pengunjung rata rata tertarik dan ingin mengetahui lebih lanjut bahan dari kayu apa yang dipergunakan. Salah satu pengunjung setelah melihat lihat piring ukiran daun dan berkomentar siapa yang membuat ini, dan saya mau beli. Ini dibuat dengan tehnik tinggi katanya. Ternyata pengunjung tadi juga seorang kolektor ukiran. Walaupun barang tadi mulanya hanya untuk di display saja. Namun ngotot untuk dibeli, dan akhirnya kita lepas barang itu siapa tahu nanti dia akan order pada kita. Selain kerajinan Jepara disajikan pula kerajinan dari bahan serat nanas dan pisang yang disajikan Hapeart, Ridaka, Tobal Batik ketiganya dari Pekalongan dan Suwastama dari Solo.